Sabtu, 17 Juli 2010

Televisi Bisa Timbulkan Gangguan Perilaku Pada Anak

Televisi merupakan jendela media yang mempunyai dua sisi manfaat, jadi kita harus benar-benar mengawasi apa yang menjadi tontonan bagi anak-anak kita. Berapa lama anak anda menonoton televisi dalam satu hari? Jika lebih dari dua jam, berhati-hatilah. “Bahaya” mengintai masa depan anak anda. Kok Bisa? Ya, Anak-anak yang terlalu banyak menonton televisi atau bermain video games lebih beresiko mengalami gangguan perilaku. Manifestasinya anak tidak mampu berkonsentrasi dan sulit menyelesaikan tugas. Gangguan perilaku ini bukan cuma berdampak di usia kanak-kanak, tapi juga bisa terbawa hingga dewasa.

Sulit berkonsentrasi adalah bila anak tidak fokus memperhatikan suatu hal atau perhatiannya terpecah dan mudah beralih. Untuk suatu pekerjaan, dia akan sulit menuntaskannya. Penyebab sulitnya konsentrasi pada anak bisa disebabkan karena faktor internal, seperti ada gangguan perkembangan otak, atau karena faktor eksternal, seperti terlalu banyak menonton televisi.

Dalam sebuah penelitian, Edward Swing, peneliti dari Iowa State University, membandingkan responden yang menonton televisi atau video games kurang dari 2 jam setiap hari dengan mereka yang menonton lebih banyak. Waktu menonton televisi untuk anak usia dua tahun ke atas yang dianjurkan oleh American Academy of Pediatrics adalah maksimal 2 jam setiap hari.

“Mereka yang tidak mengikuti rekomendasi para ahli dan menonton TV lebih dari 2 jam, memiliki risiko gangguan konsentrasi 1,6 hingga 2,2 kali lebih tinggi,” kata Swing. Anak-anak usia sekolah ternyata lebih banyak yang mengalami gangguan konsentrasi dibandingkan pada mahasiswa, meski mereka sama-sama kebanyakan nonton TV atau main video games.

Pada penelitian ini, Swing melibatkan 1.300 anak di kelas tiga, empat, dan lima sekolah dasar selama 13 bulan. Ia juga meneliti 210 mahasiswa mengenai kebiasaan menonton televisi dan pengaruhnya. Selain mewawancari si anak tentang durasi menonton TV, orangtua anak juga ditanya mengenai kebiasaan nonton TV anak mereka. Setelah itu, Swing dan timnya mewawancarai para guru di sekolah tentang perilaku anak.

Para guru melaporkan, gangguan perilaku yang kerap ditemui di sekolah antara lain anak sulit memusatkan perhatian atau sulit diam saat mengerjakan tugas-tugas sekolah, bahkan sering mengganggu anak lain. Jadi sebaiknya kita batasi secukupnya saja penggunaan televisi pada anak, agar tidak sampai menyebabkan gangguan perilaku pada anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar