Rabu, 13 Januari 2010

Makhluk Pertama Perpaduan Antara Flora Dan Fauna



Tampaknya siput laut ini makhluk pertama yang tubuhnya setengah flora setengah fauna. Pasalnya siput yang baru ditemukan ini bisa menghasilkan pigmen klorofil seperti layaknya tumbuh-tumbuhan. Para ilmuwan memperkirakan siput cerdik ini mencuri gen dari alga yang mereka makan sehingga bisa menghasilkan klorofil. Dengan gen curian itu mereka bisa berfotosintesis, yaitu proses tumbuhan untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi.

"Hewan ini bisa membuat molekul berisi energi tanpa makan apa-apa," kata Sydney Pierce, pakar biologi dari Universitas South Florida di Tampa. Pierce telah mempelajari mahluk unik ini, yang telah resmi dinamakan Elysia chlorotica, selama 20 tahun.

Ia mengajukan temuan terbarunya pada tanggal 7 Januari 2010, pada pertemuan tahunan Komunitas Integratif dan Perbandingan Biologi di Seattle. Temuan ini dilaporkan pertama kali oleh jurnal Science. "Ini pertamakalinya hewan multiselular bisa menghasilkan klorofil," tutur Pierce.

Siput laut ini tinggal di rawa-rawa air asin di New England, Kanada. Selain mencuri gen untuk menghasilkan pigmen hijau klorofil, hewan ini juga mencuri bagian-bagian kecil sel yang disebut kloroplas, yang dipakai untuk melakukan fotosintesis. Kloroplas menggunakan klorofil untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi, seperti tanaman, sehingga hewan ini tak perlu makan untuk mendapatkan energi.

"Kami mengumpulkan sejumlah hewan ini dan menyimpannya di akuarium selama berbulan-bulan," kata Pierce, "Asalkan diberi cahaya selama 12 jam sehari, mereka bisa bertahan (tanpa makan)."

Para peneliti memakai pelacak radioaktif untuk memastikan bahwa siput-siput ini benar-benar menghasilkan klorofil, dan bukan mencurinya dari pigmen yang sudah pada alga. Nyatanya, siput-siput ini mengintegrasikan materi genetika dengan begitu sempurna sehingga bisa diturunkan pada generasi selanjutnya.

Anak-anak dari siput yang sudah mencuri gen juga bisa menghasilkan klorofil sendiri, walaupun mereka tak bisa berfotosintesis sebelum mereka makan cukup alga hingga bisa mencuri cukup kloroplas. Sejauh ini kloroplasnya belum bisa mereka produksi sendiri. Keberhasilan siput-siput ini mengagumkan, dan para ilmuwan juga masih belum pasti bagaimana caranya hewan ini bisa memilih gen yang mereka butuhkan.

"Mungkin saja DNA dari satu spesies bisa masuk ke spesies yang lain, seperti yang telah dibuktikan oleh siput jenis ini. Tapi mekanismenya masih belum diketahui," ungkap Pierce.

Senin, 11 Januari 2010

Mayat Mau Di Otopsi Tapi Hidup Lagi



Baru-baru ini, ada kejadian menggegerkan India. Seorang pria yang telah dinyatakan meninggal oleh petugas medis, tiba-tiba terbangun dan hidup seperti dilaporkan oleh staf otopsi bedah mayat. Staf tersebut sebenarnya baru mau memulai pembedahan di tubuh mayat tersebut.

Mayat pria bernama Manas Deo tersebut ditemukan setelah tertabrak sebuah kendaraan di desa Baragadia tepatnya di Jajpur, India pada tanggal 25 Desember lalu.Manas Deo dinyatakan meninggal oleh dokter yang bertugas di rumah sakit.

Seperti ditulis oleh surat kabar Oriya Referensi, "Ini adalah kejutan bagi staf rumah sakit dan anggota keluarga setelah Manas terbangun ketika para dokter memulai autopsi."

Lalu bagaimana dengan nasib sang mayat hidup?

Deo saat ini sedang menjalani pengobatan di sebuah rumah sakit di Cuttack dan tenaga medis sekarang mengatakan ia akan pulih dalam dua minggu.

Swiss! Rumah Unik Di Dalam Bukit


Rumah diatas bukit biasa, tapi kalau rumah di dalam bukit? Inilah yang dibangun oleh seseorang yang tinggal di daerah pegunungan Swiss sana.

Rumahnya dibangun bukan diatas perbukitan melainkan di dalam perbukitan (tertanam) tersebut sehingga yang terlihat hanya satu sisi bagian depannya saja.



Bagian permuakaannya sendiri dibuat lebih unik dengan bentuk lingkaran (oval) sehingga membuatnya terlihat lebih aneh.
Bathtubnya diletakkan di depan dan berada di ruangan terbuka sehingga kalau berendam di malam hari terlihat menyenangkan sambil melihat bintang-bintang di langit.

Kontainer Unik Yang Bisa Di Lipat



Bagi anda yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang melalui laut (kapal), pasti tahu bahwa sebagian kontainer yang dikirim balik dari negara tujuan pasti dalam keadaan kosong dan itu berarti pemborosan.

CagoShell Collapsible Shipping Container adalah sebuah kontainer jenis baru yang memang sejauh ini masih dalam tahap pengembangan tetapi sangat menjanjikan bila ini bisa terealisasi.


Kontainer yang satu ini bisa dilipat pada saat tidak digunakan sehingga masalah pengiriman kontainer dalam keadaan kosong bisa dikurangi biayanya.

Pada saat dilipat, ukuran Cargoshell hanya 1/4 dibandingkan kontainer sejenis yang berarti anda bisa menyimpan 4 buah cargoshell dimana sebelumnya hanya satu untuk luas ruangan yang sama. Belum lagi bila harus disimpan di gudang, Cargoshell juga memberikan keuntungan sehingga gudang anda tidak terlalu sempit.

Selain kontainer ini bisa dilipat, sistim pintunya juga menggunakan sistim pintu gulung dimana berarti ini akan menghemat tempat pada saat penempatan beberapa kontainer sekaligus.

Dari segi berat, CargoShell juga 25% lebih ringan serta penggunaan bahan yang bukan dari besi melainkan bahan campuran membuat kontainer ini bisa ditaruh GPS tanpa kuatir sinyal akan lemah.

Seperti kita tahu teknologi GPS sudah banyak digunakan di pengiriman barang agar si pemilik bisa melacak secara real-time tentang keberadaan paket mereka.

Saat ini, CargoShell sudah dibuat dalam ukuran 40 dan 45 feet dan ukuran 20 feet masih dalam proses pembuatan. Yang jadi masalah adalah harganya yang mencapai 3 kali lipat dibandingkan kontainer biasa.