Seorang gadis kecil yang baru berusia 3 tahun telah dinobatkan sebagai salah satu anggota Mensa yang paling muda dengan IQ 135. Gadis kecil yang jenius tersebut bernama Emmelyn Roettger. Gadis kecil jenius tersebut merupakan seorang gadis yang senang mengeja, menulis dan berhitung. Mensa sendiri merupakan sebuah perkumpulan internasional yang anggotanya merupakan orang-orang jenius dengan IQ diatas rata-rata, diaman salah satu anggotanya adalah penemu teori relativitas yaitu Albert Einstain dengan IQ 160.
Kecerdasan gadis kecil tersebut sempat membuat dokter dan keluarganya mengira bahwa gadis kecil tersebut mengidap autis, diakrenakan gadis tersebut tidak menyukai mainan sebagaimana yang biasanya terjadi pada anak-anak seusianya. Emmelyn Roettger sejak kecil telah mengalami gangguan pada bagian matanya sehingga pada usia 10 bulan gadis jenius tersebut terpaksa harus memakai kacamata.
Sang ibu mengatakan bahwa sejak menggunakan kacamata tersebut Emmelyn Roettger mulai aktif. Jadi bisa disimpulkan bahwa gadis jenius tersebut mengalami keterlambatan karena gangguan pada matanya. Sejak saat itu kecerdasan Emmelyn Roettger seolah menjadi tidak terbendung lagi. Pada usia yang masih balita gadis kecil tersebut mulai belajar matematika dan mulai menunjukan kercedasan verbalnya.
Orang tua dari gadis jenius tersebut kermudian membawanya ke Wechsler Preschool untuk menlakukan tes Primary Scale of Intelligence yang menguji tingkat kecerdasan anak-anak yang masih berada pada usia pra-sekolah dan ternyata hasil tesersebut amat mengejutkan, yaitu 99%.
Orang tua dari Emmelyn Roettger kemudian mengajak gadis kecil tersebut mencoba beberapa game yang ada pada situs Mensa for Kids, yaitu organisasi khusus untuk anak-anak yang memiliki kercedasan tinggi. Ternyata Emmelyn Roettger tidaklah sendirian karena pada bulan sebelumnya ada Heidi Hankins yang masih berusia 4 tahun yang juga bergabung dalam situs Mensa for Kids.
Kecerdasan gadis kecil tersebut sempat membuat dokter dan keluarganya mengira bahwa gadis kecil tersebut mengidap autis, diakrenakan gadis tersebut tidak menyukai mainan sebagaimana yang biasanya terjadi pada anak-anak seusianya. Emmelyn Roettger sejak kecil telah mengalami gangguan pada bagian matanya sehingga pada usia 10 bulan gadis jenius tersebut terpaksa harus memakai kacamata.
Sang ibu mengatakan bahwa sejak menggunakan kacamata tersebut Emmelyn Roettger mulai aktif. Jadi bisa disimpulkan bahwa gadis jenius tersebut mengalami keterlambatan karena gangguan pada matanya. Sejak saat itu kecerdasan Emmelyn Roettger seolah menjadi tidak terbendung lagi. Pada usia yang masih balita gadis kecil tersebut mulai belajar matematika dan mulai menunjukan kercedasan verbalnya.
Orang tua dari gadis jenius tersebut kermudian membawanya ke Wechsler Preschool untuk menlakukan tes Primary Scale of Intelligence yang menguji tingkat kecerdasan anak-anak yang masih berada pada usia pra-sekolah dan ternyata hasil tesersebut amat mengejutkan, yaitu 99%.
Orang tua dari Emmelyn Roettger kemudian mengajak gadis kecil tersebut mencoba beberapa game yang ada pada situs Mensa for Kids, yaitu organisasi khusus untuk anak-anak yang memiliki kercedasan tinggi. Ternyata Emmelyn Roettger tidaklah sendirian karena pada bulan sebelumnya ada Heidi Hankins yang masih berusia 4 tahun yang juga bergabung dalam situs Mensa for Kids.