Siapa yang tidak kenal dengan yang namanya meditasi. Menurut laporan dari media New Scientist tanggal 15 November 2005 lalu, ilmuwan menemukan bahwa meditasi tidak hanya dapat membuat jiwa menjadi baik dan tenang namun juga dapat mengubah struktur otak.
Sekelompok ilmuwan dari Universitas Kentucky di Lexington, AS, membuat kesimpulan berdasarkan percobaan-percobaan terakhir yang mereka lakukan.
Mereka menggunakan sebuah peralatan yang memperlihatkan “tugas kewaspadaan psikomotor”, yaitu suatu metode yang telah lama digunakan untuk mengukur pe-ngaruh ketajaman mental dalam kondisi tidur.
Tes ini dilakukan dengan melihat pada sebuah layar LCD dan mengukur kecekatan mereka saat menekan tombol begitu sebuah gambar muncul di layar.
Tipikalnya, orang akan merespon dalam 200 hingga 300 seperseribu detik, namun jika menghilangkan jam tidur seseorang, akan memakan waktu jauh lebih lama, dan bahkan terkadang akan kehilangan rangsangan (stimulus) seluruhnya.
Tes dilakukan sebelum dan sesudah 40 menit pada sepuluh sukarelawan, baik itu dalam kondisi tidur, meditasi, membaca ataupun melakukan percakapan ringan.
Telah diketahui bahwa melakukan tidur siang selama 40 menit dapat meningkatkan hasil (setelah satu jam atau lebih untuk menormalkan dari kondisi pening) .
Akan tetapi yang lebih mengherankan para ilmuwan ini adalah hanya meditasi lah yang dapat secara langsung mencapai kondisi superior, meski tak seorang pun diantara sukarelawan yang memiliki jam terbang berlatih meditasi.
Setiap subyek menunjukkan kemajuan,” kata O’Hara, salah satu peneliti. Bahkan kemajuan akan lebih dramatis hasilnya setelah bergadang semalaman.
Namun dia mengakui,”Mengapa hal ini menunjukkan kemajuan, kami sendiri tidak tahu penyebabnya.”
Tim peneliti saat ini sedang mempelajari pengalaman-pengalaman para meditator yang menghabiskan beberapa jam sehari untuk bermeditasi.
Membentuk Otak
Efek yang ditimbulkan meditasi pada stuktur otak telah menjadi perdebatan para ahli. Sara Lazar dari Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston, AS, dan rekan timnya menggunakan MRI untuk membandingkan 15 orang yang berlatih meditasi (lamanya berkisar 1 hingga 30 tahun berlatih) dengan 15 orang yang tidak berlatih meditasi.
Mereka menemukan bahwa meditasi sebenarnya meningkatkan ketebalan kulit otak (korteks) di area yang berfungsi pada kesiagaan dan pemrosesan sensori, seperti prefrontal cortex dan anterior insula kanan.
“Anda melatihnya ketika bermeditasi, dan membuatnya bertambah besar,”kata Sara. Penemuan ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa pekerjaan musisi, atlit dan ahli bahasa juga dapat mempertebal area yang berkaitan dengan korteks. Apakah anda merasa tertarik untuk melakukan meditasi juga?
Promo Freebet via Agen Blackjack Online Altai krai Situs www.pokerrusia.me Melalui BPD Sulselbar Kode Bank 127.
BalasHapus