Teori Evolusi memiliki pengertian sebagai perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya yang berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam teori evolusi disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen suatu organismeatau makhluk hidup yang akan diwariskan kepada keturunan dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru yang sebelumnya tidak dimiliki oleh sang induk. Sifat baru tersebut dapat diperoleh dari perubahan gen akibat terjadinya sebuah mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang mengalami reproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dapat terjadi oleh adanya rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan yang terwariskan dalam peristiwa ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. Seleksi alam dan hanyutan genetik merupakan dua factor utama yang mendorong terjadinya teori evolusi.
Sejarah Kelahiran Teori Evolusi
Pemikiran tentang teori evolusi sebenarnya telah ada dan tercetus paling tidak sejak abad ke 6 SM. Namun baru pada sekitar abad ke 18 pemikiran tentang gagasan teori evolusi mulai ditelusuri lagi oleh para filsuf dan bilogiawan, dimana salah satu tokoh yang paing terkenal dalam Teori Evolusi adalah Charles Darwin. Perdebatan mengenai mekanisme yang terjadi dalam teori tersebut terus berlanjut. Sehingga ada banyak kontradiksi yang terjadi mengenai pendapat para pakar.
Namun pada akhirnya sekitar tahun 1930-an para pakar berhasil menyimpulkan sebuah teori yang dianggap mampu menyatukan perbedaan pendapat yang ada sebelumnya, sehingga munculah istilah biologi evolusioner. Teori Evolusi dapat mempengaruhi setiap aspek dari bentuk dan perilaku yang terdapat pada sebuah organisme. Yang paling terlihat adalah adaptasi dalam perilaku dan fisik yang disebabkan oleh seleksi alam.
Adaptasi-adaptasi yang terjadi tersebut meningkatkan kebugaran dengan membantu aktivitas dari sebuah organism seperti kemampuan menemukan makanan, menghindari predator atau pemangsa, dan menarik lawan jenis. Organisme juga dapat melakukan merespon terhadap seleksi yang terjadi dengan berkooperasi antara satu sama lainnya, biasanya dengan saling membantu dalam proses simbiosis. Dalam jangka waktu yang sangat lama, teori evolusi diyakini mampu menghasilkan spesies yang baru melalui pemisahan populasi leluhur organisme menjadi sebuah kelompok baru yang tidak akan bercampur kawin.