Tampilkan postingan dengan label maya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label maya. Tampilkan semua postingan

Rabu, 26 Agustus 2009

Misteri 13 Tengorak Kristal

Percayakah anda dengan legenda yang satu ini. Ada sebuah legenda asli amerika yang menyebutkan adanya 13 tengkorak manusia yang terbuat dari kristal yang dapat berbicara dan bernyanyi. Menurut legenda tersebut, tengkorak kristal tersebut mengandung jawaban atas sejumlah misteri dunia dan kehidupan. Legenda itu juga mengatakan bahwa suatu hari nanti, ketika umat manusia mengalami krisis besar, maka 13 tengkorak tersebut akan ditemukan kembali dan dikumpulkan untuk sekali lagi memberikan pengetahuan dan informasi vital kepada umat manusia.

Ketika pertama kali mendengar legenda diatas, kita membayangkan sebuah film, Indiana Jones, The kingdom of the crystal skull. Namun hanya sedikit yang mengetahui bahwa film tersebut dibuat berdasarkan legenda nyata. Nyata karena sesungguhnya di Amerika tengah telah ditemukan tengkorak manusia yang terbuat dari kristal.

Tengkorak kristal pertama kali ditemukan di reruntuhan kota Maya dan terkubur jauh didalam hutan lebat. Pada tahun 1924, penjelajah Inggris, Frederick Mitchell-Hedges dan rekan-rekannya sedang berpetualang, berusaha untuk menemukan sisa-sisa kota legenda Atlantis di Belize, Amerika tengah. Suatu hari, ketika mereka sedang berjalan melintasi hutan lebat, mereka menemukan sebuah gundukan bebatuan yang tertutup rumput lebat dan semak-semak. Selebihnya adalah sejarah. Kelompok itu menemukan kota Lubaantun yang telah lama hilang, yang dalam bahasa Maya berarti kota batu yang berjatuhan.

annaSepanjang penggalian di situs tersebut, anak angkat Mitchell-Hedges yang bernama Anna mengatakan bahwa ia telah menemukan sebuah tengkorak yang terbuat dari kristal terkubur dibawah altar di salah satu reruntuhan kuil yang berbentuk piramida. Diceritakan, ketika tengkorak tersebut ditemukan, para pekerja bangsa Maya segera dipenuhi dengan lompatan sukacita. Mereka segera menaruh tengkorak tersebut diatas altar, melakukan upacara dan menari mengelilinginya. Sepertinya, sebuah kekuatan kuno dan gaib telah kembali kedalam kehidupan orang-orang tersebut. Tengkorak tersebut sepenuhnya terbuat dari kristal transparan. Ukurannya persis seperti ukuran tengkorak manusia dan sangat akurat secara anatomi yang ditunjukkan dengan tulang rahang yang terpisah.

Anna Mitchell Hedges yang menemukan tengkorak tersebut meninggal pada tahun 2007 pada usia 100 tahun. Ia telah menyimpan tengkorak tersebut seumur hidupnya. Anna percaya bahwa tengkorak tersebut telah memberikan kepadanya kekuatan dan kesehatan hingga ia berumur 100 tahun. Beberapa orang yang pernah menghabiskan waktu bersama tengkorak itu juga mengaku mengalami beberapa pengalaman aneh, seperti terdengarnya suara lembut, seperti sebuah senandung keluar dari tengkorak tersebut. Dan terkadang mereka bisa melihat kilasan-kilasan gambar masa lalu dan masa depan tercermin dari tengkorak tersebut.

tengkorak2Yang mengejutkan, Tengkorak kristal Anna Mitchell Hedges, bukanlah satu-satunya tengkorak kristal yang ditemukan. Sejak penemuan itu, beberapa tengkorak yang lain telah ditemukan – seperti yang diramalkan oleh legenda kuno. Saat ini paling tidak ada enam tengkorak lain yang disimpan di museum-museum ternama dunia.

Semua tengkorak tersebut sampai sekarang masih belum diketahui asal-usulnya. Kebanyakan pemiliknya percaya bahwa tengkorak tersebut berasal dari Amerika tengah, apakah itu dari bangsa Maya, Aztec atau bahkan suku dari masa sebelum bangsa Maya yaitu suku Atlantis yang misterius.

tengkorak3Dr Jane Walsh adalah seorang spesialis MesoAmerican yang terkemuka di dunia yang bekerja untuk Smithsonian Institute. Dan saat ini, ia adalah pemilik dari salah satu tengkorak kristal. Dr Walsh seperti sebagian besar arkeolog yang lain percaya bahwa tengkorak kristal tersebut adalah sebuah tipuan yang cerdas, dan bukan peninggalan bangsa kuno. Ia berteori bahwa tengkorak tersebut kemungkinan dibuat pada abad ke-19 untuk memuaskan permintaan akan barang antik kuno. Namun Dr Walsh sendiri tidak memiliki bukti untuk mendukung teorinya.

tengkorak4Dr Walsh berusaha mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap tengkorak tersebut untuk mengetahui asal-usulnya. Salah satu kendala yang dihadapinya adalah kristal tidak memiliki karbon, karena itu mustahil melacak usia tengkorak tersebut dengan metode karbon. Salah satu cara yang tersisa adalah melihat dengan teliti permukaan kristal dan berusaha untuk menemukan jejak peralatan yang digunakan untuk membuat kristal tersebut. Apabila ditemukan jejak peralatan tangan, maka kemungkinan tengkorak tersebut memang berasal dari peradaban kuno. Dan apabila ditemukan jejak peralatan mekanik, maka kemungkinan usia tengkorak tersebut lebih modern, yang berarti bisa berasal dari zaman Columbus hingga abad ke-20.

Sebelumnya, pada tahun 1970-an Anna Mitchell Hedges juga menyerahkan tengkorak tersebut kepada tim dari Hewlett Packard untuk diteliti. Hewlett Packard sebagai ahli dalam bidang komputer dan peralatan elektronik tentu juga ahli dalam bidang kristal.

Apa yang ditemukan oleh tim dari Hewlett Packard sangat mengejutkan. Mereka menemukan bahwa bahan dasar kristal tengkorak tersebut adalah sama seperti yang digunakan di industri elektronik saat ini, bahan tersebut bernama piezo electric silicon dioxide, yang banyak dipakai karena kemampuannya menyimpan data. Mikroprosesor modern dibuat dari bahan ini.

tengkorak5Dengan menggunakan metode polarisasi cahaya, satu lagi penemuan yang mengejutkan terungkap. Tempurung atas kepala tersebut ternyata pernah menempel pada struktur bebatuan kristal yang keras. Mereka sungguh terkejut dengan penemuan ini. Karena bahan dasar tengkorak ini adalah batu terkeras nomor dua di dunia setelah permata. Belum ada peralatan yang mampu untuk memecah kristal tersebut. Apabila mesin mekanik yang dipaksa digunakan untuk memahat tengkorak itu, maka kristal tersebut pasti akan hancur menjadi pecahan-pecahan kecil. Akhirnya tim Hewlett Packard menyimpulkan bahwa tengkorak tersebut dibuat menggunakan tangan.

tengkorak6Namun kesimpulan ini membawa kepada kesimpulan lain yang lebih mengejutkan. Menurut perhitungan para ilmuwan, apabila tengkorak itu dibuat dengan tangan, maka dibutuhkan waktu selama ratusan tahun untuk menyelesaikan satu tengkorak mengingat struktur kristal yang luar biasa keras. Hewlett Packard memperkirakan waktu yang dibutuhkan adalah 300 tahun. Para ilmuwan kemudian menaruh tengkorak tersebut dibawah mikroskop, berusaha untuk mencari tahu alat yang digunakan untuk membuatnya. Dan mereka tidak dapat menemukan satupun jejak peralatan baik kuno maupun modern. Mengenai ini, seorang ilmuwan berkomentar “Tengkorak ini harusnya tidak pernah ada”.

Penelitian ilmiah tidak berhenti disitu. Pada tahun 1996, British Museum bekerja sama dengan Dr Walsh dan Smithsonian meneliti semua tengkorak kristal yang ada dengan membawanya ke British Museum Research Laboratory. Enam tengkorak mulai diperiksa pada bulan April 1996, dan untuk alasan yang tidak diketahui, British Museum tidak pernah mau mempublikasikan hasilnya.

Perspektif suku asli

Bagi ilmuwan, tengkorak tersebut mungkin adalah sebuah misteri yang belum terpecahkan. Namun bagi suku-suku asli di Amerika, tengkorak itu bukanlah misteri. Dari hasil wawancara dengan para tua-tua suku asli di Amerika, terungkap sebuah kebijaksanaan kuno. Menurut mereka, Tengkorak tersebut tidak akan dapat dimengerti dengan menempatkannya dibawah mikroskop. Tengkorak tersebut dimaksudkan untuk membawa tantangan fundamental kepada pikiran kita yang rasional dan cara kita memandang dunia ini.

tengkorak7Bagi para shaman atau dukun dari suku-suku di Amerika tengah, tengkorak tersebut adalah sebuah medium atau pintu kepada dimensi roh yang lain. Banyak dari antara mereka berkata bahwa tengkorak tersebut membuka pintu kepada dunia paralel yang ada, dimensi lain dari dunia ini. Mereka juga percaya bahwa roh manusia dapat berjalan dan masuk ke dunia itu lewat tengkorak kristal. Selain itu, tengkorak tersebut juga dapat digunakan untuk menuntun kita kepada level yang lebih tinggi dari kesadaran kita, sesuatu yang sudah lama kita lupakan.

Seorang sesepuh bangsa Maya bernama Hunbatz Men pernah berkata bahwa tengkorak kristal pernah digunakan di upacara keagamaan di seluruh dunia. Ia percaya bahwa ada tengkorak kristal di situs-situs keagamaan di seluruh dunia, termasuk Stonehenge di Inggris. Menurut Hunbatz Men, sudah saatnya ke-13 tengkorak bersatu kembali untuk menyelamatkan umat manusia. Percayakah anda bahwa 13 tengkorak tersebut dapat menyelamatkan umat manusia?

Jumat, 21 Agustus 2009

Hubungan Bangsa Maya Dengan UFO dan Makhluk Luar Angkasa

Suku Maya merupakan sebuah suku yang misterius dan seolah punya banyak kaitan dengan berbagai misteri dan fenomena ganjil yang terjadi di alam semesta termasuk fenomena UFO. Sebuah ceritera kuno bangsa Maya mengatakan bahwa 10.000 tahun yang lalu mereka berada dalam peradaban puncak. Walaupun para ahli purbakala meragukan kebenaran “ waktu 10.000 tahun yang lalu “ itu dalam tulisan mereka, namun saya akan tetap menganggapnya sebagai sesuatu yang sangat penting, sebab tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan, dari mana asal bangsa Maya itu dan kemudian kemana perginya mereka itu. Sebab telah dibuktikan, bahwa kota-kota bangsa Maya tidak dihancurkan oleh peperangan atau bencana bencana alam. Kota-kota itu dengan demikian telah ditinggalkan oleh para penduduknya. Bangsa Maya telah lenyap tanpa bekas. Mengapakah mereka telah meninggalkan kota-kota mereka yang hebat, yang telah mereka bangun “untuk bertahan sepanjang masa” dengan balok-balok yang utuh?

Telah diakui bahwa apa yang disebut zaman “sebelum zaman kuno” berada diantara 1000-2000 tahun sebelum Masehi, akan tetapi dalam hal ini diakui oleh para sarjana, mereka sebenarnya tidak mengetahui apa-pun mengenai “zaman purbakala “ yang sebenarnya, yang mendahului “zaman sebelum zaman kuno”. Adalah sangat besar kemungkinannya, bahwa semua “kejadian nyata” dalam sejarah yang hingga kini belum dapat diketemukan, ada dalam buku buku yang telah dibakar oleh uskup Landa.
Hanya ada tiga buku kuno tulisan tangan dari bangsa Maya yang tidak ikut terbakar; lembarannya dibuat dari kulit pohon dan dilipat-lipat seperti harmonica. Buku-buku itu disebut menurut nama tempat, di mana masing masing disimpan : Dresdensis Codex (Codex = buku kuno dalam tulisan tangan ), Paris Codex dan Madrid Codex, yang juga dikenal sebagai Tro-Cortesianus.

Tulisan-tulisannya yang sudah berwarna kuning karena tuanya, masih belum sungguh-sungguh dapat dimengerti. Yang telah dapatdipecahkan adalah “system menurut nomer” mereka yang sangat baik, akan tetapi sederhana. Mereka menghitung dengan goresan-goresan, yang diberi titik-titik di atasnya. Satu titik sama dengan 1, tiga titik dengan 3, dst nya. Angka 5 digambarkan dengan sebuah goresan, sehingga angka 7 menjadi sebuah goresan ditambah dua titik diatasnya. Bangsa Maya pun mengetahui nilai-nilai nisbi dan nol. Mereka menggunakan system “vigesima”, atas dasar 20. Kalau mereka ingin menulis bilangan 23 , maka mereka menaruh tiga titik di tempat “satuan” dan satu goresan di tempat “duapuluh”. Mudahlah untuk membedakan
“goresan dua puluh” dari “goresan limaan”.
Goresan dua puluhan diberi tempat jauh lebih tinggi dari pada tempat goresan limaan. Kalender bangsa Maya mempunyai kualitas yang amat tinggi . Tanggal permulaan urutan waktu mereka adalah suatu hari dalam tahun 3113 sebelum Masehi. Para ahli dari Amerika selatan menyatakan, bahwa tahun gaib 3113 sebelum Masehi itu tidak ada hitungannya dengan sejarah yang sebenarnya dari bangsa Maya, akan tetapi hanya mempunyai nilai asli “simbolis” seperti ucapan bangsa Yahudi “sejak diciptakannya dunia”.

Bagaimanakah mereka dapat mengatakan itu secara demikian pasti, kalau kita tidak mengetahui dari mana asal datangnya orang Maya itu dan kemana mereka lenyap pergi. Sangat banyaklah sudah tulisan tulisan mengenai kalender bangsa Maya itu. Suatu kenyataan adalah, bahwa kalender itu menggunakan system putaran-putaran tahun yang setiap putarannya berjangka waktu 374,000 tahun. Bangunan-bangunan didirikan menurut kalendernya : Untuk tiap hari selama sebulan sebuah anak tangga, untuk tiap bulannya sebuah “mimbar dan akhirnya, pada hari yang ke 365, berdirilah sudah tempat berhala itu. Kelihatannya seakan-akan orang -orang bangsa Maya dari kerajaan kuno itu membuat bangunan-bangunan keagamaan mereka bukannya karena terdorong oleh kebutuhan kepercayaan, melainkan karena kalender memaksakan mereka suatu kewajiban yang harus mereka penuhi. Observatorium para ahli perbintangan mereka, sebuah bangunan bundar di atas dua teras raksasa yang menjulang tinggi di atas hutan belukar, terletak di Chichen Itza. Para ahli perbintangan bangsa Maya mengetahui orbit bulan sampai pada empat desimal dan mereka juga dapat menghitung tahun planet Venus sampai pada sampai pada tiga desimal.

Menurut ceritera kuno, maka para dewa permulaan dari bangsa Maya berasal dari bintang-bintang, mengadakan hubungan dengan bumi, dan kemudian kembali lagi ke bintang bintang. Dalam “ Popol Vuh ”, sebuah ceritera kuno bangsa Maya, dikemukakan bahwa 4000 pemuda dari cakrawala kembali ke “ bintang tujuh “, setelah mereka menderita kekalahan dalam perkelahian dengan manusia. Dewa Kukulkan rupa-rupanya betukar berita dengan bangsa Aztec, yang bernama Quetzalcoatl. Dia digambarkan sebagai seekor ular yang berbulu dan datang dari langit. Kalau orang-orang bangsa Maya, dalam hidupnya setiap hari melihat ular-ular merayap di tanah, maka sulitlah untuk dimengerti, mengapa ular-ular dalam gambaran dan relief mereka dapat “terbang “. Tulisan-tulisan bangsa Maya yang masih ada, meliputi 208 halaman yang dilipat menurut cara harmonica. Melihat banyak dan banyak macamnya tanda-tanda, bentuk-bentuk, lambang-lambang dan bentuk kombinasi, maka tidaklah mengherankan bahwa sampai sekarang hanya sedikitlah yang dapat dipecahkan artinya.

Lukisan-lukisan pada serat pohon yang diberi lapisan tipis dari kapur sebagai landasan lukisannya, disimpan antara dua lembaran kaca. “Dresden Codex” mempunyai 74 halaman, dan berisi perhitungan mengenai perbintangan dan juga berisi daftar-daftar mengenai perjalanan dan gerak bulan dan planet Mars. Pada lukisan-lukisan itu selalu terlihat adanya makhluk mengerikan yang berbentuk seperti ular di dekat bilangan-bilangan. Makhluk itu dihubungkan dengan bulan dan memuntahkan air ke bumi. Makhluk “ manusia “ nya mengenakan kedok dan perlengkapan kepala yang rumit, dan seringkali kelihatannya mengenakan semacam pakaian selam. Apakah mereka itu pendeta-pendeta bangsa Maya yang sedang melakukan percobaan-percobaan ataukah binatang binatang? Makhluk-makhluk yang tidak dapat ditentukan makhluk, apa sebenarnya, dengan menggunakan banyak peralatan yang aneh-aneh.

“Paris Codex“ dibeli oleh “Bibliotheque Nationable” (Perpustakaan Nasional) di tahun 1832 dari koleksi seseorang. Dibuat dari bahan yang sama dengan bahan “Dresden Codex” dan mempunyai 22 halaman yang sudah sangat rusak. Dalam abad terakhir ini, pemeliharaan terhadap halaman-halaman yang dilipat-lipat itu adalah demikian jeleknya sehingga kini hanya tinggal dua halaman saja yang dapat dipertunjukkan dalam sebuah kotak dari kaca. Untungnya bagi kita adalah, bahwa dari “Paris Codex“ terutama berisi ramalan-ramalan menurut kalender. “Madrid Codex” disimpan di “Museo de America” di Madrid dan terdiri dari 112 halaman bergambar, dimana dapat terlihat gambar dewa-dewa dalam sikap upacara keagamaan yang besar. Gambar-gambar dan bagian-bagiannya, sampai yang kecil-kecil adalah sangat menarik. Kita dapat melihat segala macam benda dalam gambar-gambar itu.
Dewa-dewa berasap pada kulit bumi, dewa-dewa sebelum makan pembuluh darah, hukuman dengan tusukan pada lidah, seorang dewi dengan kepala ular pada roda pemintal. Saya telah mengkopi bagian-bagian dari buku-buku itu, yang sebenarnya hanya diketahui oleh para ahli-ahli saja, sehingga setiap orang yang berpengetahuan dan mempunyai perhatian terhadap dan mempunyai perhatian terhadap persoalan ini, dapat menilai sendiri apa yang benar-benar digambar. Saya mempunyai dugaan, bahwa orang awam akan merumuskan gagasan-gagasannya secara lebih bebas daripada seorang ahli bangsa Maya.

Selama penyelidikan-penyelidikannya di lapangan dari tahun 1949 sampai 1952, seorang ahli purbakala bangsa Mexico bernama Alberto Ruz Lhuiller menemukan sebuah kamar penyimpanan jenazah di “Kuil naskah tulisan tangan“ di Palenque. Dari kamar depan kuil yang berada di mimbar tertinggi sebuah piramida bertangga, terdapat sebuah bordes yang miring agak curam dan licin karena kelembaban udara, yang menjurus ke bawah sampai hampir 75 kaki dan berakhir sampai 6 kaki dibawah tanah. Tangganya disembunyikan demikian rupa, sehingga dapat kita tarik kesimpulan, bahwa tangga itu tadinya pasti dirahasiakan. Ukuran dan letak kamar itu cocok dengan “pengertian tentang ilmu gaib “ (Marcel Brion). Para ahli purbakala beserta pembantu-pembantunya membutuhkan waktu tiga tahun untuk membersihkan tangga itu, dari puncak sampai ke dasarnya. Lantai ruangan itu terbuatdari satu batu utuh yang berukuran panjang 14 kaki dan lebar 7 kaki, dengan gambar relief yang luar biasa. Saya belum pernah melihat sebuah relief lainnnya, yang demikian indah dan cermat pembuatannya. Ukiran-ukiran bangsa Maya terdapat di sekitar sudut-sudut permukaan yang datar itu, akan tetapi hanya sangat sedikitlah dari ukiran-ukiran itu yang dapat dipecahkan artinya. Batu datarnya dihias dengan ukiran-ukiran tulisan seperti yang terdapat di Dresden Paris dan Madrid Codex. Dalam gambar-gambar itu kita lihat sebuah kedok dewa bumi, dengan hiasan-hiasan bulu di dadanya, tali-tali dan pipa-pipa dari dari batu berwarna dan tidak ketinggalan pula seekor burung yang dianggap suci (burung Kwitzel dari Amerika tengah). Paul Rivet, salah seorang dari kelompok ahli-ahli purbakala yang telah menemukan kamar jenazah dalam kuil di Palenque itu, berkata, bahwa orang Indiannya digambarkan sedang duduk di altar pengorbanan dan bahwa dibelakang tempat duduknya terukir rambut jenggot Dewa Cuaca, motifmotif yang selalu timbul kembali dikota-kota Maya.

Di bawah batu utuh yang dihias secara indah itu, terdapat sebuah kerangka dalam sebuah peti mati yang dicat merah. Sebuah kedok emas menutupi muka kerangka; beberapa butir batu pertama terdapat di sebelah kerangka, seakan-akan merupakan benda-benda upacara keagamaan dan benda benda yang dikorbankan. Sejak saya melihat batu kuburan di Palengue itu, maka saya menafsirkan dan merumuskannya dalam istilah-istilah tekhnik. Tidaklah menjadi persoalan, apakah kita menggunakan sudut pandangan ini ataukah itu , tetapi saya ada perasaan, bahwa ada petualang-petualang ruang angkasa tersangkut dalam soal ini. Potret-potret terbaik yang pernah saya lihat mengenai batu kuburan, yang berada di belakang pintu besi yang terkunci itu, adalah hasil pemotretan dari para pemotret film “ Kereta-kereta perang para Dewa kah? “Setelah delapan kali mengajukan permohonan, maka Pemerintah mengizinkan kami untuk kerja selama setengah jam dengan menggunakan kamera dan lampu - lampu sorot. Potret potret ini akan memberikan gambaran yang lebih baik kepada para pembaca mengenai persoalan yang saya bicarakan dari pada gambar-gambar dalam buku saya yang pertama. Akhirnya kesemuanya itu menujukkan, bahwa batu kuburan itu merupakan sebuah kerangka yang di tengah tengahnya terdapat makhuk, yang duduk agak membongkok ke depan (seperti seorang Astronaut di dalam module komandonya).

Makhluk asing itu mengenakan sebuah topi helm, dari bagian belakang topi helm itu mencuat keluar dua batang pipa. Di depan hidungnya terdapat aparat oxygen. Makhluk itu sedang mengerjakan alat semacam tombol pengamatan dengan kedua tangannya. Jari-jari yang sebelah atas disusun, seakan-akan makhluk sedang menyetel sebuah tombol yang ada di depannya. Kita melihat dari arah belakang, empat jari dari tangannya yang sebelah bawah jari kelingkingnya bengkok. Apakah makhluk itu tidak kelihatan seperti sedang mengerjakan alat pengontrol seperti yang terdapat pada stir sepeda motor? Tumit kaki kirinya berada di atas pedal bertangga. Yang melihat relief di Palengue itu akan heran melihat kenyataan, bahwa “orang Indian yang berada di atas altar pengorbanan “ itu mengenakan pakaian yang sangat modern. Tepat di bawah dagunya terdapat semacam leher gulung sebuah kemeja wol. Bajunya yang sempit mempunyai lengan baju, yang ujungnya pada pergelangan tangan dilipat ke atas. Dia menggunakan ikat pinggang pada pergelangan tangan, dilipat ke atas. Dia menggunakan ikat pinggang lebar, dan mengenakan celana panjang, yang bagian atasnya lebar dan bercorak seperti mata jala, sedangkan bagian bawahnya, mulai dari sedikit di atas lutut sampai terus di pergelangan kaki adalah sempit. Di pergelangan kakinya terlihat bagian pakaian seperti kaos kaki pakaian lengkap bagi seorang astronaut !, peralatan di dalamnya di mana si petualang ruang angkasa itu duduk meringkuk dengan kaku, menunjukkan ciri-ciri teknis sebagai peralatan untuk perjalanan ruang angkasa. Percaya atau tidak dengan semuanya andalah yang menentukan sendiri.